Tenologi sudah digenggaman, tidak lagi ada batasan waktu dan ruang . Kapan dan dimana saja informasi dunia sudah kita kuasai. Teknologi sudah bagai darah yang mengalir dalam tubuh. Kita tidak mampu hidup tanpa teknologi. Diera abad 21 menuntut pembaharuan yang selalu melaju. Jika sebentar saja tak bercengkramah dengan teknologi maka deretan informasi lajunya pernak pernik dunia digital akan lepas dari serapan otak kita.

Namun manusia tidak boleh keblinger dengan teknologi. Terlebih salah mengartikan sebuah pembaharuan zaman digital. Melalui pengamatan mata telanjang , disekitar kita manusia sudah sok sibuk dengan gadgednya. Padahal semua yang dikerjakan tidaklah selalu manfaat untuk diri dan orang lain. Terutama pada dunia Pendidikan, teknologi sudah mampu mengkafer hampir semua urusan dunia pendidikan. Tuntutan guru untuk mengembangkan keprofesiannya dalam akademik dan teknologi harus benar-benar diterapkan.

Sesuai undang-undang guru dan dosen no 14 taun 2005 pasal 20b. yang intinya guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akdemik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dengan menggunakan IT guru mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu.

Ini menunjukkan bahwa sebagai guru dizaman digital suatu keharusan untuk bisa berinovasi. Namun kesalahan memahami arti dari inovasi terhadap teknologi sering didapati di lingkungan sekitar dunia pendidikan. Aplikasi-aplikasi pembelajaran yang ditawarkan oleh orang-orang yang kreatif malah menjadikan bentuk perlindungan bagi guru-guru yang tergolong malas dalam melaksanakan tugasnya untuk mengajar. Penggunaan aplikasi yang berbayar maupun yang gratisan, telah disalah gunakan. Dengan mengatasnamakan bentuk inovasi seorang guru.

Mengapa demikian?. Dengan aplikasi yang ada seolah makanan empuk yang akan disuguhkan pada siswa dan guru tinggal duduk manis, seolah semua tugas mengajar sudah terwakili oleh pembelajaran dari sebuah video tersebut,. Ini adalah ulah dari guru-guru nakal dan malas yang banyak sekali kita jumpai yang bersembunyi dibalik kata inovasi.

Pada dasarnya inovasi itu cakupannya sangat luas bagi seorang pendidik. Memang tak dapat kita pungkiri bahwa generasi saat ini dengan sebutan generasi milenial lebih menyukai teknologi. Jangan pernah lupa ada sesuatu yang tidak didapat dari sebuah pembelajaran dengan teknologi.Yaitu sebuah ikatan batin antara guru dan siswa.

Dalam arti lain kehadiran guru ditengah-tengah ragamnya siswa suatu keharusan dan hukumnya wajib ain, sebab kehadiran sosok guru tak dapat tergantikan oleh teknologi. Kehadiran guru diantara siswanya merupan ruh dalam sebuah proses pembelajaran.

Inovasi kata yang selalui memenuhi telinga dan otak seorang pendidik. Inovasi menurut kamus KBBI artinya penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya(gagasan, metode, atau alat). Jadi kita harus mengenal terlebih dahulu apa tujuan dari inovasi Pendidikan baru bisa memahami apa sebenarnya yang disebut dengan inovasi terhadap teknologi.

Menurut nurusarofianti(2012) bahwa Inovasi Pendidikan adalah suatu ide atau metode yang dirasakan sebagai hal yang baru digunakan untuk mencapai tujuan Pendidikan atau untuk memecahkan maslah pendidikan. Dalam teori Pendidikan inovasi Pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen system( Lembaga Pendidikan dan system Pendidikan)

Menurut Bapak Wijaya Kusuma dalam bukunya (2020) bahwa cara guru berinovasi yakni dengan menggabungkan materi dan metode melalui proses pembelajaran terlebih dahulu, kemudian mencari langkah tepat apakah ada teknologi yang dapat mendukungnya.

Jadi guru wajib berinovasi namun inovasi harus dibarengi dengan penguasaa terhadap aspek paedagogiknya baru dikembangkan melalui teknologi. Bukan siswa hanya diberi sajian yang dikemas dalam teknologi tanpa adanya penguasaan dasar guru terhadap mata pelajaran yang diampunya.

Saya pernah menemui guru yang kurang menguasai mata pelajaran yang diampunya, namun justru mereka menjadi PNS. Sehari-harinya siswa hanya disuguhi dengan memutar video pembelajaran, Ketika siswa bertanya malah sang guru marah. Dan mengembalikan kesalahan itu pada siswa kareana tidak mau belajar. Sungguh pemandangan yang sangat menyakitkan sekali. Dalam dunia pendidikan masih ada guru mau enaknya sendiri.

Dikatakan inovasi apabia mempunyai solusi dalam mecahkan masalah yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Bagaimanakah inovasi yang baik? Inovasi yang baik adalah yang memberikan solusi, dengan biaya yang relative murah, mudah untuk ditiru dan mudah dilacak bukti perubahannya.

Jadi jika guru ingin inovasi terhadap digital maka guru harus mampu menguasai materi, memilah dan memilih metode yang digunakan, baru menerapkan teknologi digital yang pas untuk materi yang sedang dipelajari. Dan tidak kalah penting setelah guru menerapkannya maka guru berkewajiban mengulas sekaligus minta masukan dari siswa. Bagaimana tanggapan siswa ketika belajar menerapkan metode dan menggunakan bentuk teknologi yang kita pilih.

Dari hasil tanggapan siswa guru akan mendapatkan informasi apakah proses dan metode belajar menggunakan teknologi yang dipilih, sudah dapat difahami oleh siswa, bukan difahami saja namun ditekankan lagi pada lebih muda difahami oleh siswa. Jika kita sudah mendapatkan jawabannya maka guru akan tahu inovasi teknologi yang bapak/ibu berikan sesuai dan pas dalam materi yang dipelajari siswa.

Seorang guru harus juga mengembangkan kreatifitasnya untuk memunculkan inovasi-inovasi yang terbaru. Dan sebagai cacatan kecil bahwa idak semua materi dapat diselesaikan dengan menggunakan teknologi. Karena tugas guru tidak hanya mengajar namun juga membimbing.

Selama guru mau mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar maka akan bermunculan inovasi-inovasi baru yang bisa membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Sesuai tujuan pendidikan sesuai dengan UU no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami arti inovasi terhadap penggunaan digital, akan lebih terarah dengan cara menguasai materi mata pelajaran yang diampunya dan memilih teknolgi yang tepat serta mengarahkan siswa akan manfaat teknologi dalam mempelajari mata pelajaran tertentu.

Kembalikan pada student centered learning, kelas bukan lagi milik seorang guru yang akan dikelolah semaunya. Namun ada anak manusia yang butuh kita sentuh dengan hati dan mengapresiasi keberadaan serta keaktifan mereka dalam mengikuti pembelajaran tatap muka maupun online. Dengan begitu inovasi digital yang telah kita programkan akan membuahkan hasil yang optimal, sesuai dengan tujuan pendidikan.

Salam Literasi