Siti Fatimah

Menjadi manusia yg lebih berati dg menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membangun Karakter Melalui Budaya Riyoyo Kupat

Membangun Karakter Melalui Budaya Riyoyo Kupat

Idul fitri telah kita lalui berdampingan dengan pandemic covid-19 yang berdampak dengan just stay at home. Meskipun dirasa ada yang kurang idul fitri kali ini, semua umat islam tetep menyambutnya dengan suka cita. Masuk hari ketujuh dalam tradisi jawa orang menyebutnya hari raya kupat, riyoyo kupat atau riyoyo pitu yang artinya hari raya kupat tepatnya hari ketujuh setelah hari raya idul fitri.

Ketupat terbuat dari beras yang dibungkus dengan janur ( Daun kelapa yang muda) Janur, diambil dari bahasa Arab "Ja'a Nur" (telah datang cahaya). Adapun bentuk fisik kupat yang segi empat adalah ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya, maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki. Kenapa? Karena hatinya sudah dibungkus cahaya (Ja'a Nur). (Jepara hari ini, 30/5/20)

Jika ada ketupat tentu ada sahabat karibnya dengan sebutan lepet. Lepet berisi dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa. Lepet (silep kang rapet) dari bahasa jawa jenis kiroto boso. Mari kita kubur atau menutup yang rapat. Jadi setelah mengaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Riyoyo kupat biasa digelar di setiap dusun untuk berkumpul mengadakan pengajian dalam bentuk siraman rokani disebuah mushollah atau masjid-masjid. Tradisi ini tidak ada ibadah ataupun ritual yang lainnya. Murni untuk mempererat silaturahmi antar warga dan keluarga. Oleh karena itu, tradisi ini masih dipertahankan didaerah ini hingga saat ini. Ketupat di daerah perkotaan misalnya Jakarta sudah dihidangkan sejak idul fitri tiba untuk hidangan di hari lebaran bersama keluarga. Unik bukan, di pulau Jawa semua mengenal dan makan ketupat namun tradisi yang membedakan kapan ketupat bersama mereka.

Ketupat disini menyimbolkan bagaimana seharusnya manusia hidup rukun. Ikatan antar daun kelapa menyimbolkan persatuan antar warga harus kokoh seperti simpul pada ketupat. Beras atau nasi itu diibaratkan masalah yang akan dihadapi. Apabila simpulnya rapat maka beras atau nasi sebanyak apapun dan seberat apapun pasti bisa diatasi. Hal itu juga berarti apabila persatuan antara masyarakat kuat tentunya masalah sebesar apapun pasti bisa diatasi. Sehingga hasilnya akan tercipta kesejahteraan sosial yang dilambangkan ketupat yang telah dimasak.

Ketupat dihidangkan bersama sayur tumis, sambal goreng cecek dan opor ayam ala jawa timur. Indonesia memiliki ragam kekayaan budaya yang memukau, seharusnya sebagai generasi muda wajib mengembangkannya dan melestarikan keanekaragaman yang akan menjadi sejarah untuk anak cucu kita nanti tentang kekayaan Indonesia karena setiap daerah mempunyai keanekaragaman dan Indonesia punya cerita indah.

Kanjeng Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan dua kali bakda, yaitu bakda lebaran dan bakda kupat. Bakda kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Arti kata ketupat dalam filosofi Jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran semata, namun memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman saat lebaran yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga kini. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orang tua.

Laku Papat yang artinya empat tindakan dalam perayaan Idul Fitri. Empat tindakan tersebut yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

1. Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.

2. Luberan Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.

3. Leburan Maknanya adalah habis dan melebur. Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

4. Laburan Berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain. Nah, itulah arti kata ketupat yang sebenarnya. Selanjutnya kita akan mencoba membahas filosofi dari ketupat itu sendiri.

Betapa besar peran para Wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuhkembangkan tradisi budaya jawa, para walisongo dalam memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat yang masih awam tidak paham bahasa Arab. Inilah cara dakwah yang mengajak, tanpa harus menginjak pemahaman atau kebodohan masyarakat seperti tradisi lebaran dan hidangan ketupat yang telah menjadi tradisi dan budaya hingga saat ini.

Bisa kita maknai bahwa filosofi dari ketupat agar manusia dengan segala kesalahannya dihari lebaran untuk bisa mensucikan hati dan kembali kepada fitrah yang biasa disebut dengan hari kemenangan. Ketupat biasanya dihidangkan dengan sayuran yang bersantan maka ini mengandung makna. Melalui perbincangan menurut mbah mus dalam pantun Jawa “Kupa Santen“, Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).(30/5/20)

Nilai karakter yang terkadung dalam filosofi ketupat melalui Hari Raya Ketupat, Riyoyo Kupat, Riyoyo Pitu ataupun sebutan yang berbeda dari setiap daerah. Nikai karakter untuk selalu menghormati yang lebih tua, berbesar hati bisa memaafkan, gotong royong, kerukunan dan berbagi dengan orang lain sangat tergambar jelas. Pada dasarnya nilai karakter sudah diajarkan dari jaman nenek buyut kita. Mari lestarikan budaya Indonesia dan tanamakan karakter sebagai ciri bangsa yang ber Bhinneka Tunggal Ika.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post