Tepatnya tanggal 23 Juni ada telpon dari kepala madrasah, beliau memerintahkan agar saya mengikuti seleksi AKSI ( Asesmen Kompentensi Siswa Indonesia). Aksi ini bertujuan untuk memetakkan kemampuan siswa madrasah demi perbaikan madrasah di Indonesia. Padahal edaran itu sudah saya kantongi sebulan yang lalu. Bagi saya suatu kemustahilan akan berhasil. Bersaing dengan orang-orang hebat Se-Indonesia membuat nyali ini kecil. Namun Alloh berkehendak lain , Ketika saya menghindar justru ada tugas untuk saya. Sempat bingung waktu pendaftaran sudah hari terakhir.

Karena sebagai bawahan saya harus patuh akan perintah pimpinan, maka saya pun mengatakan siap pada beliau . Dengan bacaan bismillah niat enson menjalankan perintah dari pimpinan dengan ikhlas. Ku buka link pendaftaran, ada perintah mengirim soal HOTS yang pernah dibuat, kemudian memilih tema yang sudah tersedia, literasi membaca, lierasi numerik, literasi sains, literasi sosial budaya dan survey karakter.

Kondisi tak memungkinkan saya memilih tema yang sesuai jurusan saya mengingat hari itu batas akhir pendaftaran. Dengan mengambil resiko yang terkecil maka jari inipun akhirnya meng-klik survey karakter. Tanpa waktu lama semua selesai dan yang bisa saya sampaikan kepada kepala bahwa semua telah terlaksana sesuai tugas.

Saya selalu ingat akan nasehat suami, bahwa saya berkewajiban taat pada pimpinan karena dalam Al Qur’an sudah dijelaskan. “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rusul (Nya) , dan ulil amri diantara kamu.”( surat An Nisa’ : 59 ) . Dalam ayat ini Alloh menjadikan taat kepada pimpinan pada urutan yang ke tiga. Itulah sebagai dasar saya melaksanakan semua tugas yang saya emban dari kepala madrasah.

Waktupun berlalu saya tidak bergitu berharap untuk berhasil, karena saya tahu dengan waktu singkat saya harus menyelesaikan tahapan pendaftaran dengan mempersiapkan soal. Pesan dari panitia AKSI masuk ke email untuk menyampaikan penundaan pengumuman karena peserta terlalu banyak. Sehingga membutuhkan waktu lama untuk koreksi. Tepat hari sabtu 27 juni 2020 Ada email masuk, saya pun membukanya seperti biasa yang biasanya email dari panitia webinar, maklum saat ini sedang gangrung dengan webinar untuk menambah wawasan meskipun cari yang gratisan.

Kulihat KOP surat dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Saya masih hanya sekedar melihat tidak pernah terbersit bahwa nama saya akan tercantum karena saya tahu diri betapa hebatnya orang-oarang yang telah ikut seleksi. Satu persatu kubaca nama -nama yang tertera ada harapan semoga Kabupaten Mojokerto ada yang mewakili.

Tepat pada point 4 pengumuman nama yang masuk di tema survey karakter. Ada sebuah nama yang membuat saya tidak percaya. Alloh Hu Akbar ternyata nama saya masuk dalam daftar tersebut. Rasa bahagia dan masih tak percaya memenuhi benak. Yah Kabupaten Mojokerto masuk dalam seleksi tahap 1, Ada dua orang yang bisa lolos pada tahap satu. Alhamdulillahirrobbil alamin.

Ya Alloh inikah buah keikhlasan untuk patuh kepada pimpinan?.

Semua saya lakukan dengan tulus dan ikhlas atas dasar patuh karena Alloh SWT, Insyaalloh semua jalan akan dipermudah oleh Alloh SWT, Aamiin. Meskipun saya masih harus melewati tahap dua namun saya sudah bersyukur dan percaya Ikhlas itu adalah dasar semua manusia dalam menjalankan aktifitas dan tugasnya.

Benar kata Pak Encon Rahman “ karya boleh ditiru namun rizki tak dapat di paste”. Alloh sudah menentukan tempat kita masing-masing, tinggal manusianya mau berusaha atau tidak.