Siti Fatimah

Menjadi manusia yg lebih berati dg menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kala Lisan Tak Berpihak

Pukul 16.30 mobil meluncur kearah kota malang. Jalur yang saya ambil adalah tol. Siapa yang gak kenal kota malang dengan kemacetannya jika dari arah barat. Sekitar 30 menit mobil sudah masuk gerbang tol. E-toll pun beraksi cling saldo terpampang Rp 110.000 masih lumayan untuk 2 kali jalan.

Jalanan sepi tak seperti empat bulan yang lalu. Saat ini lewat tol sangat lengang, beda dengan sebelum pandemi melanda. bisa didapati mobil memenuhi gerbang tol dengan antrian yang cukup panjang. Hebat bukan ternyata rakyat Indonesia makmur terbukti dari banyak masyarakat yang memiliki mobil pribadi.

Kunikmati perjalanan sambil melihat isi beberapa group wa. Tak pegitu padat SMS masuk di wa lantaran hari ini malming ( Malam Minggu). Hari waktu berkumpul dg keluarga, hari bahagia bersama orang-orang yang tercinta. Moment spesial yang wajib dinikmati, karena keluarga adalah segalanya.

Untuk siapa kita bekerja dengan mengantongi rupiah yang terus mengalir bak air sungai. Tentu jawabnya hanya tunggal. Semua untuk keluarga bukan. Met weekand dech tuk semuanya.

Dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam mobilpun dengan lincahnya mengantarkan ke kota malang maklum tol standar maksimal 90 km/jam. Dalam waktu 50 menit sampailah pada pintu gerbang keluar toll. Lagi-lagi e-tol beraksi. Kutempelkan cling, Rp 43.000 tertera secara otomatis.

Terkadang saya berfikir kemana semua karyawan yang dulu dengan setianya melayani saudara-saudara kita yang melintas. Semua serba digital. Kemajuan teknologi sangat dirasakan dampaknya. Kehilangan pekerjaan seolah syarat mutlak hadirnya teknologi. Disilah manusia harus siap dengan segala perubahan zaman. Kesiapan secara menyeluruh dengan menjadi manusia yang baru, manusia yang kaya akan inovasi untuk mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Vitalitas terhadap melesatnya perubahan zaman mau tidak mau harus bisa diterima dengan kesadaran dan pemahaman secara utuh.

15 menit pun berlalu dari gerbang tol. Dan mobilpun berhenti. Apotik Kimia Farma kulihat tulisan yang tak asing itu menyambutku dengan senyuman yang khas. Mobilpun terparkir dengan rapi meskipun lahan parkir sangat sempit namun berkat kepiawean petugas parkir semua teratasi dengan baik.

Sebuah mobil warna merah parkir di depan apotik, pintu mobil terbuka nampak wajah lelaki setengah baya muncul dari balik pintu disusul dengan seorang lelaki mudah dengan usia 18 tahun.

Langkahnya mantap kearah tempat yang dituju. ''mau beli apa mas?

''saya cari air mbak"

'' Maaf disini gak ada. Jika sangat membutuhkan silahkan ke kamar mandi di belakang, disana mas bisa leluasa mengambilnya''

What.....''Dengan wajah yang merah dan perasaan yang nano-nano lelaki itupun berlalu.''

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lagi gak fokus ya bunda

10 Jul
Balas

He...he iya bu

13 Jul

He...he iya bu

13 Jul

Sippp bu

11 Jul
Balas

Makasih

13 Jul

Makasih

13 Jul
Balas

Kereen tulisannya.salam literasi.

10 Jul
Balas



search

New Post