Siti Fatimah

Menjadi manusia yg lebih berati dg menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web

TERHIMPIT KEBIJAKAN

Kondisi pandemi telah berbuntut lahirnya kebijakan, seperti yang terjadi pada peserta UTBK. Mimpi menjadi orang berhasil menjadi gamang. Saya melihat kegelisan melanda peserta UTBK dikarenakan banyaknya daerah meminta peserta harus membawa surat keterang non reaktif dari hasil rapit test ataupun dengan swab katagori negatife. Kondisi anak tentunya tidak selalu dalam keadan imun yang tinggi. Perubahan cuaca kelelahan fisik karena persiapan UTBK bisa saja membuat daya imun turun.

Padahal psikologi Wiene Dewi dari Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) mengatakan kepanikan, kecemasan dan stress dapat meneyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terhadap penyakit yang termasuk terinfeksi covid-19. Jika orang marah, cemas sedih dan tertekan otak akan mengeluarkan hormone yang beracun “noradrenalin” membuat fisik menjadi lemah.

Saya merasa heran mengapa anak menjadi korban sebuah kebijakan, padahal dalam Prosedur Operasional Baku (POB) UTBK sendiri tidak mewajibkan adanya rapit test sebagai syarat peserta bisa ikut tes. Di POB UTBK peserta dinilai sehat bila suhu tubuhnya tidak lebih dari 37,5 derajat celcius. Semua peserta siswa akan diukur dengan termo gun.

Meskipun dijadwalkan ujian ulang khusus siswa yang katagori reaktif, namun mampu melumpuhkan psikologi anak. Sedih rasanya saat saya menemui salah satu siswa tidak bisa mengikuti tes UTBK lantaran reaktif. Haruskah mimpi kandas yang telah dipupuk berbulan-bulan bahkan bertahun tahun harus hancur hanya karena sebuah kebijakan. Saya sempat berfikir bagaimana seandainya justru yang reaktif adalah anak kita.

Menurut saya pemerintah seyogyanya lebih bijak untuk meninjau kembali kebijakan tersebut. Langkah yang tepat adalah cukup anak harus mematuhi standar protokol kesehatan dengan ketat sesui dan POB UTBK.

Anak adalah harapan bangsa dan orang tuanya, Anak buakanlah pendosa yang harus menerima takdirnya dengan mendapati hasil rapit tes reaktif. Mereka punya mimpi yang harus diwujudkan demi membangun negara yang maju dengan segala peradaban zaman. Kesempatan adalah jembatan emas yang mengatarkan mereka menjadi generasi yang membanggakan bangsa Indonesia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren

11 Jul
Balas

Alhamdulillah. Baru belajar nulis. Mohon bimbingannya

11 Jul

Salam literasi..sip bu

11 Jul
Balas

Terima kasih Bu .

11 Jul
Balas



search

New Post